Kamis, 23 Juni 2016

UMKM jawa timur dinilai belum mampu bersaing dengan produk asing

SURABAYA –Usaha Kecil Me­nengah  dan  Mikro  (UMKM)  di Jawa Timur dinilai belum mam­pu bersaing dengan produk asing ditengah bergulirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Hal ini disebabkan masih sulitnya akses permodalan  di  perbankan  bagi pelaku UMKM.
Ketua Kamar Dagang dan In­dustri  (Kadin)  Bidang  UMKM Jatim,  M  Rizal  mengatakan bahwa hal itu membuat produk UMKM tertinggal jauh dari pro­duk asing. Apalagi, pemerintah terus  menekan  para  pelaku UMKM  untuk  meningkatkan kualitas produk agar bisa unggul dalam MEA.
“Kondisi  riilnya  tak  sesuai dengan  yang  dibayangkan  pe­merintah,    bahwa    produk UMKM kita tidak kalah dengan produk   impor.   Permodalan perbankan  sangatlah  penting untuk  semakin  meningkatkan kualitas   dan   produktivitas UMKM  agar  bisa  menguasai pasar   bebas,”   ujarnya   di Surabaya, Rabu (22/6).
Kadin Jatim juga menunjuk­kan beberapa fakta bahwa ma­sih sedikit pelaku UMKM yang memanfaatkan  dana  dari  per­bankan.
“Mungkin saja, lambat­nya dana turun ke pelaku UM­ KM  dikarenakan  adanya kebijakan    baru    atau mungkin penerima angga­ran dan perencanaan ang­garan  dari  pemerintah masih balance,” terangnya.
Pada  kesempatan  ter­pisah, Ketua Perhimpunan Bank Umum Nasional (Per­banas) Jatim, Herman Ha­lim menepis anggapan ter­ sebut.  Ia  mengaku,  pihak perbankan sudah memberi anggaran  khusus  untuk UMKM. Bahkan sejak Juli 2015,  anggaran  dari  per­bankan   nasional   untuk UMKM sudah mencapai Rp 200 triliun. “Sejak diluncurkan tahun lalu, sudah banyak pelaku UMKM termasuk di Jatim yang telah memanfaatkan­ nya. Bahkan, dari dana ter­sebut  juga  muncul  pelaku UMKM  baru.  Jadi,  peme­ rintah  melalui  perbankan sangat mendukung pengem­ ba ngan  UMKM  dalam  ne­geri,” tepis Herman. http://kursrupiah.net/insiden-penembakan-natuna-china-seret-indonesia-dalam-konflik-laut-china-selatan/4231/
Untuk itu, Kadin Jatim bakal  terus  melakukan langkah-langkah   tepat agar pelaku UMKM Jatim terus menggeliat dan dia­kui oleh negara asing. Pa­salnya,  dari  data  Badan Pusat Statistik (BPS) 55,2 juta pelaku UMKM di In­donesia berkontribusi 57,9 persen dari PDB nasional tahun lalu.

sumber: radar surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar