Sabtu, 25 Juni 2016

kontrol laju inflasi, bank jatim terus genjot sektor produktif

SURABAYA –PT  Bank  Pem­bangunan Daerah Jawa Timur (Bank  Jatim)  Tbk  terus  meng­genjot  sektor  produktif  untuk meningkatkan penyaluran kre­dit.
Direktur Utama Bank Jatim, R. Soeroso  mengatakan  bahwa langkah   ini   diambil   untuk mengontrol  laju  inflasi  agar tetap stabil. “Kami  khawatir  jika  sektor konsumtif  terus  mendominasi bisa  berdampak  peningkatan inflasi, karena tidak adanya per­putaran  uang  dari  penyaluran kredit tersebut,” kata Soeroso se­usai  Rapat  Umum  Pemegang Saham  Luar  Biasa  (RUPSLB), Jum'at  (24/6)  di  kantor  Bank Jatim.
Ditambahkan Soeroso sepan­jang lima bulan ini penyaluran kredit sudah mencapai Rp29,13 triliun atau naik 5,85 persen di­ bandingkan dengan periode yang sama  tahun  lalu.  Semen tara sektor  konsumtif  masih  men­dominasi dengan kontribusi 64 persen, disusul sektor produktif atau investasi 36 persen. Untuk itu pihaknya bakal meningkatkan penyaluran kredit ke sektor produktif dengan menyasar Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM), usai mene­rima loan agreement dari Pem­prov  Jatim  sebesar  Rp  400 miliar dengan bunga 2 persen.
 “Selama ini kami juga sudah membantu  UMKM  dari  luar Jatim. Sekarang, saatnya kami fokus untuk menyalurkan kredit ke       U M K M       u n t u k menggerakan    industri primer di Jatim yang saat ini   berjumlah   6,8   juta UMKM aktif,” paparnya.
 Soeroso  menambahkan, dengan  menggenjot  sektor produktif laju inflasi di Jatim bakal  melaju  positif.  Ini karena  perputaran  uang yang  terjadi  makin  mem­besar guna memperkuat per­tumbuhan ekonomi dan pe­merataan    pendapatan masyarakat. “Selain itu, dengan fokus ke sektor produktif kami juga  bisa  menekan  Non Performing  Loan  (NPL) agar sektor produktif bisa memutarkan  uang. 
Itu berbeda  dengan  sektor konsumtif  yang  potensi kesulitan pembayaran nya sangat besar,” katanya. http://kursrupiah.net/dibuka-menguat-30-poin-laju-rupiah-menanti-hasil-referendum-inggris/4270/
Sejauh ini NPL Bank Ja­tim sendiri sudah mencapai 4,21  dan  dianggap  aman untuk jasa perbankan. Teta­pi emiten dengan kode BBJT itu menargetkan bisa mene­kan  NPL hingga 3 persen.

sumber: radar surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar