Sabtu, 05 Maret 2016

INKA Kejar Tender di Srilanka

Keberhasilan    PT Industri Kereta Api (INKA) mendapat proyek dari Bangladesh akan dilan jutkan dengan berekspansi ke negara lain di kawasan Asia Selatan. Hingga saat ini satu-satunya industri kereta api di Indonesia  ini  tengah  membidik  Sri Lanka sebagai market anyar. “Saat  ini  kita  sedang  melakukan penjajagan dengan Sri Lanka sebagai market baru. INKA terus melakukan komunikasi  dengan  pemerintah  setempat  untuk  memangi  tender  pembuatan kereta,” Senior Manager Secretary Public Relations dan CSR INKA Cholik Mochamad Zam Zam, kepada Radar Surabaya, kemarin (4/3).

Pria kelahiran Surabaya itu belum menjelaskan nilai proyek yang disodor kan ke pemerintah Sri Lanka. Cho lik mengaku semua produksi yang dikerjakan PT INKA tengah diajukan ke pemerintah Sri Lanka seperti kereta gerbong datar, kereta penumpang, serta kereta rel diesel elektrik (KRDE). Sebetulnya membidik pasar di Asia Selatan ini INKA mnendapat pesaing yang cukup berat dari Tiongkok dan In dia. Cholik optimistis lantaran mereka berhasil mengungguli dua negara ini saat merebut tender di Bangladesh senilai USD 72 juta atau di kisaran Rp 900 miliar tahun 2014 silam. http://kereta-api.info/pt-kai-pesan-6-kereta-baru-untuk-angkutan-lebaran-5849.htm

 “Kita optimistis,  kita  juga  terus  akan  melakukan komunikasi dengan peme rintah Sri Lanka,” tegasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, PT INKA mendapat proyek pembuatan kereta penumpang sebanyak 150 unit, dengan kontrak kerja tiga tahun ter hitung 2014-2017 dari pemerintah Bang ladesh. Dalam  pengerjaan  ini  INKA  tidak hanya menga lahkan India dan Tiongkok saja, tetapi juga Jepang dan negara asal Eropa lainnya.

Sementara   itu,   INKA juga  telah  menyerahkan satu trainset kereta eksekutif (K1) pesanan PT Kereta Api Indoesia (KAI) kemarin di Madiun. INKA mendapat pesanan pembuatan empat trainset dari PT KAI senilai Rp 215 miliar sejak 2015 silam. Menurut rencana  kereta  eksekutif  ini akan digunakan untuk angkutan  lebaran  Juli  mendatang. Kereta  ini  disebut-sebut memiliki new  image dan belum pernah dijumpai di Indonesia sebelumnya. Seperti interior, bogie, dan pendingin udara yang semuanya dibuat PT INKA.
sumber: radar surabaya

PT KAI Sosialisasikan KA Jenggala

PT Kereta api (KA) Daop 8 Surabaya akan berpartisipasi dalam kegiatan Car Free Day (CFD) Sidoarjo di Alun-Alun Jalan A Yani pada Minggu (6/3). Pada acara CFD yang digelar Radar Sidoarjo itu pihak PT KAI akan promosi dan mensosialisasikan  KA Jenggala dengan membagikan brosur-brosur pada pengunjung CFD.
Tak hanya mendirikan booth di area CFD, PT KAI Daop 8 juga akan membawa maskot untuk memeriahkan acara tersebut. ”Kami juga akan memberikan beberapa hadiah bagi yang bisa menjawab kuis,” jelas Manager Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Suprapto, kemarin (3/3).
Suprapto menjelaskan kegiatan promosi dan sosialisasi diadakan dalam rangka untuk lebih mendekatkan KA Jenggala kepada masyarakat. Tak hanya lewat CFD di Alun-Alun Sidoarjo, PT KAI Daop 8 juga menggelar lomba mewarnai, menyanyi dan peragaan busana yang dilaksanakan di Stasiun Tulangan pada Kamis, (25/2) dengan diikuti oleh 2.500 siswa TK se-Kecamatan Tulangan.
Menurut Suprapto, KA Jenggala merupakan salah satu jenis KA lokal perintis yang beroperasi di jalur rel hasil reaktifasi lintas Sidoarjo– Mojokerto. KA perintis yang melayani relasi Sidoarjo–Tulangan–Tarik-Mojokerto /PP ini, secara resmi beroperasi pada Senin, 24 November 2014 lalu.  Di mana dalam grand launching operasional KA tersebut dihadiri oleh Menteri Perhubungan RI, Ignasius Jonan di Stasiun Sidoarjo. “Dengan beroperasinya http://kereta-api.info/jadwal-kereta-jenggala-rute-sidoarjo-mojokerto-pp-4308.htm  KA Jenggala, masyarakat memiliki pilihan moda transportasi yang ingin menggunakan KA ini dapat membeli tiket di stasiun pada hari keberangkatan ( go show ).
 Sampai saat ini, KA Jenggala memiliki jadwal 12 kali perjalanan relasi Stasiun Sidoarjo menuju Stasiun Mojokerto/PP. “Banyak dari masyarakat khususnya dari kalangan pelajar terutama rombongan siswa dari TK ataupun SD telah merasakan kenyamanan fasilitas KA Jenggala,” kata Suprapto.
Diharapkan, melalui promosi dan sosialisasi tentang pentingnya angkutan masal bagi penunjang mobilitas penduduk, keberadaan KA Jenggala sebagai KA lokal semakin digemari oleh masyarakat sekitar Sidoarjo dan Mojokerto sebagai transportasi angkutan aktivitasnya.
Rangkaian KA Jenggala terdiri dari empat gerbong kereta yang berkapasitas total 266 tempat duduk. Sesuai aturan yang berlaku, KA lokal diperbolehkan mengangkut 150 persen dari jumlah tempat duduk. KA buatan PT INKA Madiun ini memiliki fasilitas AC, tempat duduk yang nyaman serta pegangan tangan bagi penumpang yang berdiri. “Dalam perjalanannya, KA Jenggala akan berhenti di Stasiun Sidoarjo, Tulangan, Tarik dan Mojokerto,” jelas mantan Manager Humas PT KAI Divre 3 Sumatera Selatan ini.
Suprapto mengatakan bahwa dengan berbagai fasilitas yang ada di atas KA Jenggala, masyarakat bisa menikmati perjalanannya dengan nyaman. Apalagi dengan harga tiket yang relatif murah, yaitu Rp 4.000. PT KAI Daop 8 Surabaya akan terus menjadikan KA Jenggala sebagai moda transportasi bagi masyarakat dalam beraktivitas.
sumber: radar surabaya

Kamis, 03 Maret 2016

Stasiun Semut Surabaya


stasiun semut. (sumber : wikipedia)
SURABAYA -Stasiun dengan nama asli Stasiun Surabaya ini sudah menjadi pusat transportasi darat di Surabaya sejak zaman kolonial Belanda. Dibangun oleh pemerintah kolonial tahun 1870, stasiun ini awalnya bertujuan untuk sarana mengangkut hasil bumi dan perkebunan dari daerah pelosok di Jawa Timur. Hasil bumi yang datang ke Stasiun Semut, langsung dibawa ke Pelabuhan Tanjung Perak untuk kemudian di kirim ke Belanda.
Hal tersebut berlangsung selama 30 tahun. Hingga pada awal 1900-an, jumlah pengguna kereta penumpang terus meningkat. Akhirnya, pada 11 November 1911, bangunan Stasiun Semut diperluas hingga ke bentuknya yang sekarang ini. Sejak saat itu, stasiun semut menjadi denyut dan pusat utama transportasi darat di Surabaya. Beragam kereta dari berbagai kota besar di pulau Jawa menjadikan Stasiun Semut sebagai tujuan utama. Stasiun Semut menjelma menjadi salah satu ikon Surabaya. “Dulu ada kereta Eendaagsche Express. Kereta ini beroperasi diawal tahun 1930-an. Eendaagsche Express ini hanya membutuhkan waktu 11 jam untuk menuju Jakarta. Saat itu, Stasiun Semut memang menjadi stasiun utama di Surabaya, bahkan Jawa Timur,” ujar manajer humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional 8 Surabaya, Suprapto(19/2).
Namun, sejak adanya Stasiun Gubeng dan Stasiun Pasar Turi pada perten- gahan 1990-an, nasib Stasiun Semut berubah. Kini, Stasiun Semut hanya menjadi langsiran Kereta Api (KA) jarak menengah serta KA ekonomi jarak Dekat. Rute ke berbagai kota besar di Jawapun dialihkan ke Stasiun Gubeng dan Pasar Turi. “Saat ini yang melintas dan singgah di Stasiun Semut adalah KA Probowangi, KA Rapih Dhoho, KA Penataran, KRD Kertosono, KA Delta Ekspres, dan KA Arjuna Ekspres,” lanjut Suprapto. Tak hanya itu, sejak awal 1990-an pula, aksi vandalisme yang mulai marak juga menyasar Stasiun Se- mut. Bangunan dengan arsitektur kuno Eropa khas Belanda itu mulai dipenuhi goresan cat disanasini. Kondisi bangunan yang semakin menua juga memperparah keadaan Stasiun tertua di Surabaya ini. Miris, mengingat Stasiun Semut telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya Surabaya pada 26 September 1996.
Untuk itu, Suprapto mengatakan, pihaknya kini sedang merevitalisasi bangunan di Stasiun Semut. Dengan revitalisasi sejak tahun 2012 itu, KAI menginginkan agar bangunan di Stasiun Semut dikembalikan sesuai dengan bentuk aslinya. “Kami tak akan merubah bentuk maupun arsitektur yang ada. Kami ingin membuat bangunan di Stasiun Semut menjadi indah kembali, sesuai dengan bentuk aslinya,” terangnya. Suprapto berujar, saat ini pengerjaan sudah masuk tahap finishing. Jadi, ia berharap, dalam waktu dekat bangunan ini bisa kembali memukau mata. “Sekarang kami masih menunggu hasil uji dari pihak Surabaya Heritage dan pemerhati sejarah lainnya di Surabaya untuk meyakinkan bahwa bangunan yang direvitalisasi ini sudah sesuai dengan bentuk otentiknya,” beber pria asli Bandung ini.
Suprapto menuturkan, perbaikan ini menunjukan jika PT KAI serius menjaga cagar budaya yang ada. Nantinya, jika semua proses telah selesai, ia berharap agar Stasiun Semut bisa populer lagi. Salah satu caranya adalah dengan menjadikan Stasiun Semut sebagai situs wisata sejarah di Surabaya. “Namun itu masih rencana. Kami masih harus mengkoordinasikan nya dengan pihak PT KAI Pusat untuk kelanjutan bangunan Stasiun Se- mut ini. Namun yang jelas, kami yakin Stasiun Semut akan kembali dikenal,” tutup Suprapto.
sumber: radar surabaya